Para penderita penyakit kronis seperti kanker kerap kali mendapatkan stigma tertentu, misalnya tidak bisa sembuh atau penyakitnya bisa menular. Namun hal ini juga sering dirasakan oleh pasien dengan gangguan mental, bahkan bisa dikatakan lebih parah.
Dampaknya, mereka jadi tidak mau berobat, tidak mau mengakui kondisinya, ataupun malah dikucilkan oleh masyarakat. Bukannya sembuh, para penderita gangguan mental ini bisa jadi malah lebih ‘sakit’.

Beberapa Stigma Tentang Gangguan Jiwa Yang Kurang Tepat
Adapun beberapa persepsi atau stigma yang keliru terhadap pasien dengan gangguan mental yang sering ditemui adalah sebagai berikut :
1. Bisa Menular
Orang-orang dengan gangguan mental umumnya mengalami spektrum emosi dengan kadar tertentu. Akan tetapi, hal ini sebenarnya disebabkan oleh produk sampingan dari bahan kimia otak serta diperparah dengan faktor lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa yang memicu gangguan mental pada umumnya terjadi di otak, bukan disebabkan oleh penularan bakteri atau virus seperti halnya flu.
2. Tergolong Penyakit Langka
Ini merupakan persepsi yang tidak tepat, sebab satu dari empat orang di dunia dapat mengalami gangguan mental pada satu titik hidupnya. Yang membedakan adalah levelnya yang bermacam-macam pada setiap individu, ada yang parah hingga perlu direhabilitasi, ada juga yang ringan dan bisa diatasi dengan minum obat secara rutin.
3. Identik Kekerasan
Sebagian kalangan menganggap bahwa penyakit mental dapat memicu seseorang untuk melakukan kekerasan. Namun berdasarkan hasil penelitian yang diadakan pada tahun 2014 menemukan bahwa orang dengan gangguan mental umumnya merupakan korban dari kejahatan atau kekerasan, bukan pelakunya.
No comments:
Post a Comment